Beranda | Artikel
Kisah Para Sahabat Yang Mencintai Mati Syahid Bagian 2 - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi, Lc.)
Senin, 13 November 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kisah Para Sahabat Yang Mencintai Mati Syahid Bagian 2 – Kitab Ahsanul Bayan merupakan bagian dari kajian kitab “أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” “Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman” karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah, yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Kitab ini membahas tentang nasihat-nasihat serta ibroh dari kisah-kisah yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Download kajian sebelumnya tentang Kisah Para Sahabat Yang Mencintai Mati Syahid – Kitab Ahsanul Bayan

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Ringkasan Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Para Sahabat Yang Mencintai Mati Syahid Bagian 2

Pembahasan ini ada pada halaman 170 pada kitab Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman.

Kisah jihadnya Umair bin Al-Humam Al-Anshari

Kemudian Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya berangkat sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badar daripada kaum musyrikin. Tidak lama kemudian kaum musyrikin tiba, maka Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah satu diantara kalian bertindak sedikitpun sebelum ada perintah dariku.” Ketika kaum musyrikin semakin dekat, maka Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Majulah kalian menuju surga, yang luasnya seluas langit dan bumi.” Anas berkata, “Tiba-tiba ‘Umair bin Al-Humam Al-Anshari berkata, “Ya Rasulullah, surga yang luasnya seluas langit dan bumi?” Beliau menjawab: “Ya.” ‘Umair berkata, “Wah, wah!” Maka Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mengapa kamu mengatakan wah, wah?” Umair menjawab, “Tidak, demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mengucapkannya kecuali karena saya mengharap semoga saya menjadi penghuninya.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya kamu termasuk dari penghuninya.” Kemudian dia mengeluarkan beberapa butir kurma dari dalam sakunya dan memakannya sebagian. Sesudah itu dia berkata, “Jika saya masih hidup sampai aku menghabiskan semua kurmaku ini, tentunya itu adalah kehidupan yang lama.” Anas berkata, “Maka kurma yang masih tersisa di tangannya dia lemparkan begitu saja kemudian dia pergi bertempur hingga gugur.” (HR. Muslim no. 1901).

Kisah jihadnya Sorang laki-laki yang tidak dikenal

Inilah kisah seorang laki-laki yang tidak terkenal. Dan tidak penting menjadi orang yang terkenal. Yang terpenting adalah dikenal oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beriman kepada apa yang dibawa oleh nabi dan mengikuti beliau. Laki-laki tersebut berkata kepada nabi, “Aku akan berhijrah bersamamu,” Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat memberikan nasihat agama kepadanya. Pada Perang Khaibar, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam membagikan ghanimah kepada kaum muslimin. Nabi memberikan bagian kepada para sahabat yang membuat mereka bergembira, akan tetapi ketika pembagian sampai kepada orang yang tidak dikenal ini, tiba-tiba dia menolaknya sembari berkata, “Apa ini?” Para sahabat menjawab, “Ini adalah bagian ghanimah untukmu yang berasal dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Mendapatkan jawaban para sahabat, si laki-laki yang tidak dikenal ini terpaksa mengambil bagian ghanimah itu tetapi kemudian dia menghadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Sesampai di hadapan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, si laki-laki yang tidak dikenal itu bertanya, “Harta apakah ini?”, “Ini adalah bagian ghanimah yang aku bagi untukmu.” jawab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam. Kembali orang itu berkata, “Bukan karena perkara ini aku mengikutimu, akan tetapi aku mengikutimu karena aku ingin agar suatu saat nanti aku terkena lemparan panah di sini – sambil menunjuk ke lehernya – sehingga aku terbunuh dan masuk jannah karenanya.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika engkau jujur kepada Allah, maka Allah akan membenarkanmu.

Setelah itu, kaum muslimin beristirahat sebentar, mereka kemudian  melanjutkan lagi penyerbuan terhadap musuh. Di tengah berkecamuknya peperangan, ada seseorang yang dibawa menghadap Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan keadaan terkena panah di tempat yang sesuai dengan yang dia tunjukkan sebelumnya. Melihat itu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah betul dia orangnya?” Para sahabat menjawab, “Benar,” Nabi bersabda, “Dia jujur kepada Allah dan Allah membenarkannya” Selanjutnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengkafaninya dengan baju besi milik Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau menshalatinya dan di antara doa beliau adalah, “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu, dia keluar untuk behijrah di jalan-Mu dan terbunuh sebagai syahid. Dan aku bersaksi atas perkara itu.

Pelajaran penting dari kisah ke dua ini adalah pentingnya kejujuran kita dalam beragama. Siapa yang jujur dalam beragama, niscaya Allah bimbing.

Simak Kisah ke-3 dan ke-4 Lengkap dan Download Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Para Sahabat Yang Mencintai Mati Syahid Bagian 2



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29875-kisah-para-sahabat-yang-mencintai-mati-syahid-bagian-2-kitab-ahsanul-bayan-ustadz-kurnaedi-lc/